PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION
(ROM) PADA LANSIA
Opi
Priagung Haeryana
(344070.15086)
ABSTRAK
Aktivitas
motorik dari fungsi sistem pergerakan diatur oleh saraf. Tulang, Sendi, dan
otot yang terbentuk saling menunjang dalam suatu kerja sama untuk melakukan
suatu kegiatan dan pergerakan. Perubahan kesehatan dapat terjadi pada semua
orang tetapi pada kecepatan yang berbeda dan tergantung keadaan dalam
kehidupan.
Setelah
berusia lanjut, sejumlah perubahan fisik pada seseorang; sebagian ada yang
jelas terlihat, dan sebagian lagi tidak. Secara umum, massa tubuh tanpa lemak
berkurang dan jumlah jaringan lemak meningkat sampai sekitar usia 60 tahun.
Massa tulang berkurang. Jumlah cairan ekstaseluler tetap, tetapi jumlah cairan intraseluler
menurun dan berakibatkan pada berkurangnya cairan tubuh total. Oleh karena itu,
lansia beresiko tinggi mengalami dehidrasi(Eliopoulos, 2001).
KATA KUNCI
Latihan
ROM, lansia, fleksibilitas sendi
PENDAHULUAN
Jumlah
lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,28% dan pada tahun 2020
diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil sensus penduduk pada tahun 2010
menyatakan bahwa Indonesia termasuk ke dalam lima besar Negara dengan jumlah
lansia terbanyak di dunia,yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk.
Data BPS tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah lansia menjadi 11,2%. Peningkaan
proporsi jumlah lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian karena kelompok
lansia merupakan kelompok beresiko tinggi yang mengalami berbagai masalah
kesehatan khususnya penyakit degeratif (Depkes RI, 2012).
Berbagai
masalah yang terjadi pada lansia merupakan hal yang fisiologis karena pada
kondisi lanjut usia terjadi. Proses penuaan dimana lansia akan mengalami
penurunan di berbagai system tubuh. Salah satu penurunan tersebut ada adanya
kehilangan total massa tulang progresif yang menyebabkan kemungkinan adanya
gangguan pada aktivitas fisik, perubahan hormonal dan reabsorpsi tulang aktual,
terjadinya perubahan fungsional otot, yaitu terjadinya penurunan kekuatan
kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, kecepatan waktu reaksi dan
relaksasi serta kerja fungsional (Stanley & Beare, 2007).
Pada
proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan synovia pada persediaan
dan tonus otot, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi
lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga
mengurangi gerakan persendian. Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya
pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Tortora dan Grabowski,
2003; Wold, 1999).
Penurunan kemampuan musculoskeletal dapat
menurunkan aktivitas fisik (physical activity) dan latihan (exercise), sehingga
akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity
daily living/ADL). Latihan dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan
kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah
fleksibilitas (Wold,1999). Range of Motion (ROM) merupakan salah satu indikator
fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan (Easton,1999).Menurut Kozier (2004),
ROM dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah
persendian tanpa menyebabkan rasa nyeri. Latihan ROM merupakan salah satu
alternatif latihan yang dapat dilakukan oleh lansia dengan keterbatasan gerak
sendi. Latihan ROM dapat dilakukan dengan posisi duduk dan berdiri serta pada posisi
terlentang di tempat tidur (Wold, 1999).
Pada survei awal di Panti Wreda
Wening Wardoyo Ungaran, lansia yang mengalami keterbatasan gerak dan kelemahan
fisik, tidak mengikuti kegiatan senam yang dilaksanakan setiap hari dan tidak
melakukan latihan untuk memperbaiki keadaannya. Adanya keterbatasan pergerakan
dan berkurangnya pemakaian sendi, dapat memperparah kondisi system
muskuloskeletal yang mengalami penurunan karena proses menua (Tortora dan
Grabowski, 2003; Wold, 1999). Menurut Dep.Kes RI (1998), lansia yang kurang
mampu melakukan latihan fisik atau olah raga karena sakit dan lemah, dapat
melakukan gerakan-gerakan sederhana yang menyerupai senam dan menurut Martini
(2004), Latihan ROM baik sebagai persiapan untuk lansia yang lemah fisik dalam
permulaan program latihan. Dengan latihan ROM, diharapkan dapat meningkatkan
fleksibilitas sendi pada lansia yang mengalami keterbatasan gerak
sendi,sehingga lansia dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan
lebih mandiri atau latihan yang lebih tinggi seperti latihan senam, oleh karena
itu penulis bermaksud mengungkapkan besaran peningkatan fleksibiltas sendi dan
kekuatan otot pada lansia setelah melakukan latihan ROM.
BAHAN
DAN CARA
Desain penelitian adalah pre dan
post test design. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang tinggal di
Panti Wreda Wening Wardoyo Ungaran, dengan kriteria inklusinya adalah lansia
yang mengalami keterbatasan gerak dan mobilisasi terbatas, kelemahan fisik dan
tidak mengikuti kegiatan senam, mengalami penurunan aktivitas (diukur dengan
menggunakan Indeks Katz), tidak mengalami kontraktur pada persendian dan tidak
mengalami kelumpuhan. Populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 8
lansia. Kriteria eksklusinya adalah mempunyai penyakit pada persendian saat dilaksanakan
penelitian dan tidak dapat bekerjasama (tidak mau mengikuti latihan).
Pengukuran fleksibilitas sendi
dengan mengukur ROM, menggunakan goniometer merk PASS. Pengukuran fleksibilitas
sendi dilakukan sebelum, setelah 3 minggu dan 6 minggu latihan ROM (Norkin and
White, 1985).Latihan ROM dilakukan 5 kali dalam seminggu selama 6 minggu. Pada
minggu pertama latihan dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap gerakan dan
selanjutnya pada minggu kedua dilakukan 6 kali setiap gerakan hingga pada
minggu keenam gerakan dilakukan sebanyak 10 kali. Latihan ROM dilakukan pada
bidang sagital dengan posisi duduk atau berdiri. Untuk melihat adanya perbedaan
peningkatan yang bermakna antara pengukuran pertama dan kedua; kedua dan ketiga;
pertama dan ketiga dilakukan uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test.
HASIL
a. Karakteristik subyek
Subyek penelitian sebanyak 8 lansia, berjenis kelamin wanita
sebanyak 87,5% dan pria sebanyak 12,5%, semua subyek mengalami keterbatasan
gerak > 8 bulan dan penyakit yang di derita subyek adalah osteoporosis,
hipertensi dan jantung.
b. Hasil pengukuran ROM sendi lutut
Tabel 1 Rerata hasil pengukuran ROM sendi lutut
No.
|
Variable
|
Rerata (Derajat)
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Fleksi sendi lutut kanan
|
93,12
|
108,75
|
108,75
|
2
|
Fleksi sendi lutut kiri
|
80,00
|
111,87
|
112,00
|
3
|
Dalam posisi fleksi(kanan)
|
22,5
|
22,5
|
22,5
|
4
|
Dalam posisi fleksi(kiri)
|
25
|
25
|
25
|
Pada tabel 1, terdapat peningkatan
rerata fleksibilitas sendi lutut kanan dan kiri pada pengukuran kedua (setelah
3 minggu latihan ROM) dan ketiga (setelah 6 minggu latihan ROM). Terdapat peningkatan
yang bermakna (p 0,005) antara pengukuran pertama dan kedua. Pada pengukuran pertama-ketiga
pada fleksi sendi lutut kiri (p 0,001),. Sebanyak 25% subyek penelitian, sendi
lutut mengalami posisi fleksi dan tidak ada peningkatan fleksibilitas sendi
pada pengukuran kedua dan ketiga.
SIMPULAN
Fleksibilitas
sendi lutut kiri pada lansia yang memiliki keterbatasan gerak meningkat setelah
melakukan latihan ROM selama 3 minggu sebesar 31,87º dan selama 6 minggu
sebesar 35º. Untuk meningkatkan fleksibilitas sendi lutut pada lansia yang
memiliki keterbatasan gerak, latihan ROM harus dilakukan 5 kali dalam seminggu
minimal selama 3 minggu secara berturut-turut, dengan pengulangan gerakan
sebanyak 7 kali untuk setiap gerakan. Untuk mengetahui dampak latihan berbentuk
ROM yang lebih komprehensif harus dilakukan latihan ROM pada semua jenis
gerakan pada setiap sendi dan dalam jumlah sampel yang besar.
PUSTAKA
Junaidi.Imron,Susi.Wahyuning.Asih,Jurnal Edu Health,VOL.5 No. 1, April,
(2015) ;Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
Kozier,Barbara;Erb,Glenora;Berman,Audrey;Snyder,Shirlee
J,(2010),Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses,&Praktik,Jakarta;EGC
Panigoro, Eka Sucipto
and Mbiomed, Edwina rugaiah monayo and ,(2015) Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM)
Aktif Terhadap Luas Rentang Gerak Sendi Tungkai Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo. Other thesis, UNG.
Sarah U., Bambang S.,BM Wara
K.,(2010), Nurse Media: Journal of Nursing, Diponegoro
University
Syaifudin,(2002),Fungsi Sistem Tubuh Manusia,Jakarta;Widya
Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar